Saturday, October 4, 2008

waspadalah Sayang


Wawawa…hari ini berlalu dengan cukup mencabar! Entah dari mana mulanya, aku tertarik ke dalam suatu debat yang cukup hangat, tapi amat merangsangkan pemikiran. Persoalan ini serasanya kerap ditanya anak-anak muda, malah mungkin juga oleh saudara –saudara yang terdahulu.

Tolak semua kekeliruan, perbincangan hangat itu tadi juga membuatkan aku gembira…agak lama sejak aku berkesempatan untuk berinteraksi dalam bi’ah yang mendidik. Hmm…sebelumnya di AAJ adalah juga akhi Uzair, akhi Amir dan akhi Arif (Jen) untuk dibuat teman berbahas, namun sejak kembara-ke-alam-pemikiran-saudara2-berlainan-agama bermula, hampir terus langsung diabaikan…Syukur Tuhan masih beri peluang kali ini. Malah serasaku apa yang Dia berikan hari ini lebih berharga dari yang terdahulu. Wallahualam…

Debatnya bermula bila seorang sahabat (Bro A) bertanyakan pada seorang sahabatnya (Bro B). Aku ketika itu sedang duduk di belakang mereka.


Bro A: “Bro, tell me…what’s the point dating all those girls? You’ll still end up marrying only one, isn’t it?”

Bro B: “Dude, this is a necessity for us, the men! If we want the best, then we ourselves must go and hunt for it. Good girls don’t just simply come rolling to your door step you know…”

Hmm…rasanya kalian sendiri pun pernah dengar jawapan seperti yang di atas. Laki-laki itu alasannya untuk berkasihan dengan ramai wanita, untuk mencari calon yang terbaik. Jika dikira dari logiknya, tujuannya itu tak boleh disangkal, kerna setiap manusia pun akan mahukan segalanya yang terbaik buat diri.

Samalah seperti prosenya membeli kasut (atau pakaian). Pasti kita mencari design yang paling menarik pada mata. Pasti akan dicari kasut yang saiznya bersesuaian dengannya kaki masing2. Tak gitu? Namun pasti juga kalian tidak bersetuju kerana aku menyamakan kasut dengan manusia. Jadinya, bagaimana agaknya untuk kita mencari pasangan yang paling sesuai untuk kita?Yang kita mampu untuk mencintainya ke akhir hayat?dan yang mampu pula mencintai kita ke akhir hayatnya?

Kedua sahabat (Bro A & Bro B) itu asyik berbicara, jadi aku pun mendekati, ingin mengetahui butir bicara yang lebih lanjut. Mahu juga mendengarkan pandangan individu. Ah, yang sebenarnya aku sendiri juga kurang kefahaman tentang bab ini.Hm…bagaimana ya?


“Bagaimana untuk mencari calon isteri jika tidak survey2 dulu?”

Sedang aku berkira-kira jawapan, datanglah pula seorang lagi sahabat (Sis C). Dia juga seperti aku, tertarik pada bicara dua sahabat tadi.Tapi lagaknya beda sedikit, marah...


Sis C: "Who the hell do you think you are,huh?We(women) aren't groceries.You don't just come by,survey,and leave them if it's not up to your taste! We have feelings! We're not shoes and your reason are stupid!"



Terbejat sebentar alam...

1 saat...

2 saat...

3 saat...


Oh ya...semestinya perasaan itu yang membezakan seorang insan itu dengan kasut/pakaian/barangan.Tentulah Sis C(dan sekalian kaumnya) tak bisa setuju dengan layanan serupa itu.Wanita itu juga sebahagiannya manusia,punyai akal untuk berfikir,mentafsir.


4 saat...

5 saat...

Ah,itu masih belum menjawab persoalan utama!


“Bagaimana untuk mencari calon isteri jika tidak survey2 dulu?”



hmm...rasa-rasanya aku punyai jawapan, tapi untuk diluahkan mengikut pemahaman sendiri,pasti akan ditentang.Kami berlainan agama, adakah cocok jika aku menceritakan jawapan hanya dari sudut pandangan agamaku?

Aku susun ayat-ayat...(diterjemah ke bhs melayu)

Aku: "Bro, rasanya bukanlah salah kalau dilihatkan pada tujuanmu itu,berkasih ramai kerana mahu mencari yang terbaik. Tapi serasanya, cara memilih itu yang menyalahkan keinginanmu."

Mereka diam sebentar...mungkin mahu mendengar lebih lanjut...dahi Bro B kerut sedikit.

Aku: "Yang salahnya pada caramu itu ialah kamu bermain-main di kitar perasaan mereka. kamu jadikan mereka sayang kepadamu,kasih kepadamu, dan kemudian kamu berkasih pula dengan wanita lain dengan cara yang serupa.

Kamu manjakan mereka dengan panggilan 'sayang', 'baby', 'darling'.Kemudian kamu pahatkan janji cinta dengan memanggil mereka sebagai 'my girlfriend' atau 'my boo', membuatkan hati mereka merasa selamat dan yakin dalam janji2mu."

Bro B: "Jadi apa masalahnya?Of course kita harus menuturkan kata-kata sebegitu,melaungkan kepada yang lain bahawa gadis ini/itu milikku.Yalah,katakanlah salah seorang dari mereka menjadi isteriku nanti,bukankah itu yang akan harus kita lakukan nanti?Berikan kasih sayang, luahkan kata-kata cinta, untuk menjanjikan kesetiaan bersamanya!"

Aku: "Ya,benar cakapmu. Tapi apa pula jadinya pada wanita2 yang tidak menjadi isteri2mu? Kemungkinannya mereka ditenggelamkan oleh bicara manismu yang menjanjikan masa depan kalian bersama.Bagaimana pula dengan janji2 itu?

Wanita itu impiannya yang nombor satu adalah mendirikan mahligai bahagia bersama dengan orang yang dicintai.Jadi, bagaimana kalau 'orang yang dicintai'nya itu dicintai/mencintai pula orang lain?Aduhh...aku sendiri pun jika merasakannya pasti amat perit."

Bro A: "Tapi bukankah sudah fitrahnya wanita itu suka dipuji dan dipuja?Jadi apakah ianya kesalahan si laki-laki jika kami memenuhi hajatnya mereka?"

Sis C tampaknya kurang senang dengan pernyataan itu.tapi aku juga merasakan ada benar pada katanya,tapi bukanlah semua.

Aku: "Bro,itu namanya bukan memenuhi hajat, tapi mengambil kesempatan!Kita kaum laki sedia maklum kebanyakan dari mereka(wanita) itu fiilnya begitu.Macam kamu jugalah!Kamu sendiri mengaku kamu tahu wanita itu suka dipuja dan dipuji,jadi mengapa pula kamu melemahkan mereka dengan cara begitu?

Bukankah wanita itu perlu kita laki2 -sebagai kaum yang lebih gagah- melindungi mereka dari kekasaran dunia?Mungkin wanita sendiri akan mengatakan mereka mampu berdikari, mereka mampu melakukan apa jua yang kita lakukan, tapi fitrahnya mereka tetap kaum yang lebih lemah. dan disebabkan 'lemah'nya mereka itu,membezakan mereka dari kita(laki2)."

Aku pandang pula ke arah Sis C...

"Dan wanita itu juga perlulah sendiri sedar, bahawa puji-pujian itu adalah senjata si lelaki untuk merebahkan mereka.Lidah kami adalah senjata paling ampuh untuk menerobos masuk ke ruang hati kalian.Dan ketahuilah juga oleh perempuan2 yang suka mengambil kesempatan, lemahnya laki-laki itu adalah kerananya seorang perempuan,sebagaimana terbukti oleh sejarah bagaimana jatuhnya Troy ke tangan Sparta hanya kerna seorang wanita.Jadi mengapa perlu diambil kesempatan terhadap kelemahan masing2?"

Bro B: "Jadi,bagaimana cadangmu cara yang betul untuk kita mencari pasangan?"

Aku: "Kiranya jika benar kalian ingin mencari pasangan hidup untuk dibinakan bersama masa depan,janganlah digunakan kata-kata bicara manis itu. Berwaspadalah dalam menuturkan kata cinta.Janganlah dijanjikan pada masing2 mahligai kebahgiaan yang masih belum pasti,kerna takdir itu bukanlah dalam kuasa kita..."

Sayang...bahas kami terhenti bila masa untuk pulang tiba. Tapi aku berlalu dengan perasaan yakin dan agak berpuas hati dengan jawapanku.Hm...mungkin masih banyak kekurangannya di mana2, tapi aku serahkan saja kepada Dia Yang lebih Mengetahui...


harapnya ada kesempatan untuk sampaikan pandangan dari perspektif Islam
-monolog-

2 comments:

Sebuah Kisah Kita said...

pendekatan hujah yang menarik dalam membahaskan topik dengan orang bukan muslim. Teruskan usaha dengan banyak membaca untuk menambah ilmu pengetahuanmu, menejamkan hujah dengan lebih berhikmah. sahabatmu fareast..

Anonymous said...

insyaallah. ^_^

semoga Allah memudahkan urusan kita dgn mereka yg muslim dan bukan muslim terutamanya. ameen.